- Back to Home »
- Nasihat »
- PUTRIKU…SEBELUM NASI MENJADI BUBUR…
Posted by : Unknown
Kamis, 28 Februari 2013
(Nasehat Seorang ulama Suria Syaikh Ali At-Tonthowi rahimahullah kepada para gadis…agar tidak tertipu oleh para lelaki tukang gombal)
Wahai putriku…aku adalah seorang yang berjalan pada umur 50 tahunan…masa muda telah meninggalkanku, meninggalkan impian-impiannya dan angan-angan kosongnya. Aku pun telah banyak merantau di negeri-negeri, aku telah bertemu dengan berbagai model manusia. Aku memiliki banyak pengalaman tentang orang-orang…maka dengarlah -wahai putriku- sebuah nasehat yang sungguh-sungguh dariku, yang aku ungkapkan berdasarkan umurku dan pengalaman-pengalamanku, engkau tidak akan mendengarkannya dari selainku.
Sungguh aku telah banyak menulis…aku telah menyeru…menyeru kepada pembenahan akhlak dan penghilangan kerusakan dan penundukan syahwat…bahkan sampai-sampai pena-penaku telah lelah…lisan-lisan telah bosan…akan tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak berhasil menghilangkan kemungkaran, bahkan kemungkaran-kemungkaran semakin bertambah…kerusakan semakin tersebar…, para wanita semakin membuka wajah-wajah mereka, membuka aurot mereka, bahkan semakin buka-bukaan…semakin bertambah kerusakan, semakin melebar lingkaran kerusakan…, berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain…bahkan sampai-sampai tidak ada satu negeri Islampun –menurut persangkaanku- yang selamat dari kerusakan ini. Bahkan negeri Syaam (Suria), yang dahulunya bertebaran jilbab yang menutup sekujur tubuh, yang memiliki sikap keras dalam menjaga kehormatan dan menutup aurot, maka sungguh telah nampak para wanita-wanita Syaam dalam kondisi membuka wajah-wajah mereka, membuka kerudung mereka, menampakan lengan-lengan dan leher-leher mereka….
Wahai putriku…aku adalah seorang yang berjalan pada umur 50 tahunan…masa muda telah meninggalkanku, meninggalkan impian-impiannya dan angan-angan kosongnya. Aku pun telah banyak merantau di negeri-negeri, aku telah bertemu dengan berbagai model manusia. Aku memiliki banyak pengalaman tentang orang-orang…maka dengarlah -wahai putriku- sebuah nasehat yang sungguh-sungguh dariku, yang aku ungkapkan berdasarkan umurku dan pengalaman-pengalamanku, engkau tidak akan mendengarkannya dari selainku.
Sungguh aku telah banyak menulis…aku telah menyeru…menyeru kepada pembenahan akhlak dan penghilangan kerusakan dan penundukan syahwat…bahkan sampai-sampai pena-penaku telah lelah…lisan-lisan telah bosan…akan tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak berhasil menghilangkan kemungkaran, bahkan kemungkaran-kemungkaran semakin bertambah…kerusakan semakin tersebar…, para wanita semakin membuka wajah-wajah mereka, membuka aurot mereka, bahkan semakin buka-bukaan…semakin bertambah kerusakan, semakin melebar lingkaran kerusakan…, berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain…bahkan sampai-sampai tidak ada satu negeri Islampun –menurut persangkaanku- yang selamat dari kerusakan ini. Bahkan negeri Syaam (Suria), yang dahulunya bertebaran jilbab yang menutup sekujur tubuh, yang memiliki sikap keras dalam menjaga kehormatan dan menutup aurot, maka sungguh telah nampak para wanita-wanita Syaam dalam kondisi membuka wajah-wajah mereka, membuka kerudung mereka, menampakan lengan-lengan dan leher-leher mereka….
Ternyata kami –para dai- tidak berhasil, bahkan aku menyangka kami tidak akan pernah berhasil. Tahukah engkau wahai putriku kenapa demikian?
Karena hingga hari ini kita belum berhasil menemukan pintu perbaikan, dan kita belum tahu jalan menuju perbaikan. Sesungguhnya pintu perbaikan berada di hadapanmu wahai putriku…kuncinya berada di tanganmu…
Jika engkau telah memiliki kuncinya dan engkau memasuki pintu perbaikan tersebut maka kondisi akan berubah…
Memang benar bahwasanya lelakilah yang menjalankan langkah awal dalam melakukan dosa…dan bukan seorang wanita yang melangkahkan langkah awal selamanya…akan tetapi kalau bukan karena keridhoanmu tentu sang lelaki tidak akan maju melangkah…
Kalau bukan karena kelembutanmu…sang lelaki tidak akan semakin bersemangat.
Engkaulah wahai putriku yang telah membukakan pintu baginya…lalu iapun membuka pintu tersebut. Engkaulah wahai putriku yang berkata, "Silahkan masuk wahai pencuri…!". Tatkala ia mencurimu lalu engkaupun berteriak, "Tolonglah aku…wahai manusia, sungguh aku telah dicuri…"
Sungguh kalau engkau mengetahui wahai putriku bahwasanya para lelaki seluruhnya adalah serigala, dan engkau adalah seekor domba tentu engkau akan lari sejauh-jauhnya dari mereka sebagaimana larinya seekor domba dari terkaman serigala. Jika engkau tahu mereka para lelaki semuanya para pencuri tentunya engkau akan mengambil penjagaan untuk menjagamu sebagaimana seorang yang pelit menjaga hartanya dari pencuri. Jika serigala tidaklah menghendaki dari seekor domba kecuali dagingnya maka sesungguhnya apa yang diinginkan oleh seorang lelaki darimu (yaitu mahkota keperawananmu-pen) tentu lebih mulia di sisimu dari daging domba, dan lebih buruk pada dirimu kalau engkau hidup dalam kehilangan mahkotamu daripada engkau meninggal. Ia mengingkan dari perkara yang paling berharga pada dirimu, yaitu harga dirimu yang dengannya engkau menjadi mulia…, dengannya engkau bisa berbangga dan bisa menjalani kehidupan.
Kehidupan seorang putri yang telah dicuri harga dirinya (mahkota keperawanannya) oleh seorang lelaki, seratus kali lebih berat dari kematian bagi seekor domba yang telah disantap dagingnya oleh seekor serigala…benar demi Allah..
Tidaklah seorang pemuda melihat seorang gadis kecuali sang pemuda dengan khayalannya akan menelanjangi sang gadis dari pakaiannya, lalu ia mengkhayalkan sang gadis tanpa busana sama sekali. Sungguh demi Allah…, aku bersumpah kepada engkau untuk kedua kalinya…, dan jangan sekali-kali kau membenarkan perkataan sebagian pemuda yang menyatakan bahwa mereka tidaklah melihat pada seorang gadis kecuali akhlak dan adabnya…bahwasanya mereka berbicara dengan seorang gadis sebagaimana pembicaraan seorang sahabat, dan mereka mencintainya sebagaimana kecintaan seorang sahabat. Ini adalah kedustaan…demi Allah…
Jika seandainya engkau –wahai putriku- mendengar pembicaraan para pemuda tatkala mereka sedang berkumpul sendirian maka engkau tentu akan mendengar hal-hal yang sangat ngeri dan menakutkan.
Tidaklah seorang pemuda tersenyum kepadamu…, tidaklah ia lembut kepadamu…, tidaklah ia melayanimu kecuali ini hanya sebagai pembuka untuk mencapai apa yang ia inginkan. Atau paling tidak ia mengesankan pada dirinya bahwasanya itu adalah pembukaan saja.
Lantas setelah itu apa? Apa seterusnya wahai putriku?, renungkanlah…kalian berdua bersama-sama akan merasakan kelezatan (zina) yang hanya sesaat, lalu iapun melupakanmu…akhirnya engkau sendirian yang akan merasakan pahitnya. Lelaki itu pergi meninggalkanmu dan mencari mangsa gadis lain yang hendak ia curi kehormatannya. Sementara engkau menanggung beratnya janin yang ada diperutmu, kesedihan yang menyelimuti dirimu, rasa malu dan aib yang tercapkan di keningmu. Masyarakat memaafkan sang lelaki yang zolim, mereka berkata, "Ia lelaki yang tersesatkan, kemudian bertaubat". Sementara engkau tetap menjadi corengan hitam kerendahan, kehinaan meliputimu sepanjang hayatmu, masyarakat tidak akan memaafkanmu.
Jika engkau dahulu tatkala bertemu dengannya lantas engkau husungkan dadamu dan engkau palingkan pandanganmu darinya, engkau tunjukkan ketegasan dan sikap berpalingmu…lantas jika ia tidak juga berpaling darimu setelah sikapmu ini dan setelah engkau memakinya dengan lisanmu atau engkau tampar dia dengan tanganmu, lalu engkau lepaskan sendalmu dan kau pukulkan ke kepalanya…, seandainya engkau melakukan ini semua tentu setiap orang yang lewat akan menolongmu untuk mengusirnya. Dan setelah itu tidak akan ada pemuda fajirpun yang akan mengganggu para gadis sholehah. Engkau akan melihat –jika ia pemuda yang sholeh- tentu ia akan datang kepadamu dengan bertaubat dan memohon ampun darimu, dia akan meminta agar bisa menjalin hubungan denganmu dengan cara yang halal, ia akan mendatangimu untuk menikahimu.
Ketahuilah…bahwasanya seorang gadis bagaimanapun tinggi kedudukannya, bagaimanapun kayanya dia, betapapun ketenarannya…ia tidak akan menemukan cita-citanya dan kebahagiaannya yang terbesar kecuali pada pernikahan, yaitu ia menjadi seorang istri yang sholihah, menjadi seorang ibu yang dihormati dan ibu rumah tangga. Apakah ia seorang ratu, ataukah putri raja, ataukah artis holiwood yang memiliki kesohoran dan ketenaran yang menipu banyak para wanita.
Saya mengetahui dua orang wanita pujangga yang sudah tua di Mesir dan Syaam, mereka berdua benar-benar pujangga. Mereka telah memiliki harta dan puncak keahlian bahasa, akan tetapi keduanya kehilangan suami mereka berdua, jadilah mereka berdua kehilangan akal mereka, dan jadilah mereka berdua orang gila. Tidak usah kau bertanya kepadaku tentang nama mereka berdua !!! kedua wanita ini terkenal.
Pernikahan merupakan puncak angan-angan seorang wanita, meskipun ia adalah anggota parlemen atau memiliki kekuasaan. Seorang wanita yang fasiq dan hina pengikut hawa nafsu tidak akan dinikahi oleh seorang lelakipun. Bahkan lelaki yang hobi menggelincirkan gadis yang mulia dengan janji akan menikahinya, jika ia berhasil menggelincirkannya (berhasil menzinahinya) maka iapun akan meninggalkan gadis tersebut setelah menjatuhkannya. Jika ia ingin menikah maka iapun akan mencari wanita yang mulia, karena ia tidak ridho jika istrinya, ibu rumah tangganya, ibu anak-anaknya seorang wanita yang rendahan.
Seorang lelaki meskipun ia adalah seorang yang fasik dan suka berzina, jika ia tidak mendapatkan di pasar kelezatan seorang gadis yang rela untuk ditumpahkan mahkotanya dibawah kedua kaki sang lelaki, atau rela untuk menjadi bulan-bulanan sang lelaki, jika lelaki pezina ini tidak menemukan seorang gadis yang fasik, atau gadis yang buruk yang mau untuk dinikahinya dalam agama Iblis (yaitu zina) dan syari'at kucing-kucing jalanan…, maka ia akan mencari wanita yang akan menjadi istrinya sesuai dengan ajaran Islam. Maka kebangkrutan pasar pernikahan yang syar'i disebabkan oleh kalian para wanita, kalau seandainya tidak ada wanita-wanita yang fasiq maka tidak akan sepi pasar pernikahan yang syar'i dan tidak akan ramai pasar perzinahan…lantas kenapa kalian tidak bertindak?? Kenapa kalian tidak bertindak??
Kalian –para wanita- lebih utama untuk bertindak, karena kalian lebih paham tentang bahwasanya wanita -yaitu kalian para wanita yang mulia hendaknya memerangi bencana ini-. Kalian pula yang lebih tahu tentang cara menjelaskan yang terbaik terhadap wanita (yang hendak dikerjain oleh para lelaki rusak-pen). Karena tidak ada yang menjadi korban kerusakan ini kecuali kalian para wanita, yaitu para gadis yang mulia, yang beragama…., betapa banyak wanita yang shalihah di rumah-rumah yang sudah mencapai usia pernikahan akan tetapi tidak menemukan calon suami dikarenakan para lelaki telah mendapatkan para wanita yang siap menjadi pacar dan kekasih mereka sehingga para pemuda tidak membutuhkan para wanita yang sholehah…..
Ingatkanlah para wanita agar mereka takut kepada Allah…
Jika mereka tidak takut kepada Allah maka sampaikanlah kepada mereka akan bahayanya penyakit yang timbul akibat pergaulan bebas…
Jika mereka tidak kawatir dengan penyakit tersebut maka katakanlah kepada mereka, "kalian sekarang adalah wanita muda yang cantik, karenanya para pemuda mendatangi kalian dan berkumpul di sekitar kalian…, akan tetapi…apakah kecantikan dan masa muda kalian akan bertahan?, bagaimana nasib kalian jika kalian telah tua dengan pungguh yang bongkok, wajah yang keriput, maka siapakah yang akan memperhatikan kalian? Siapakah yang akan bertanya-tanya tentang kondis kalian?
Tahukah kalian siapakah yang memperhatikan para wanita tua dan menghormati mereka??, putra dan putri merekalah yang akan menghormati dan menghargai mereka…cucu-cucu merekalah…maka tatkala itulah sang wanita tua menjadi seorang ratu yang menyandang mahkota di atas singgasananya.
Lain halnya dengan wanita tua yang terjerumus dalam perzinahan…bagaimanakah kondisinya tatkala telah tua renta??
Apakah kalian para wanita rela menghorbankan kebahagiaan kalian di masa tua hanya untuk memperoleh kelezatan perzinahan yang hanya sesaat??
(Ditulis oleh Syaikh Ali At-Thonthowi pada tahun 1406 H (sekitar tahun 1985), dan tulisan ini masih ada kelanjutannya akan tetapi hingga disinilah diterjemahkan secara bebas oleh Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja)
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 17-04-1434 H / 27 Februari 2013 M
www.firanda.com